Magister Ilmu Komunikasi Untirta Berencana Gelar Seminar Komunikasi Inklusif Gender

Prodi Magister Ilmu Komunikas Untirta berena untuk menggelar Seminar online (Webinar) bertaraf Nasional. Webinar tersebut bertajuk “Komunikasi Inklusif Gender dalam Pemerataan Kesehatan” pada 16 Oktober 2021 mendatang. Untuk bisa mengikuti seminar, peserta harus terlebih dahulu mendaftar melalui link cara daftar di https://bit.ly/PendaftaranSeminarNasionalMikom.

“Seminar ini gratis atau tidak dipungut biaya. Para peserta selain mendapat pengetahuan juga akan diberikan e-Certificate,” ungkap Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Rd. Nia Kania Kurniawati.

Dijelaskan Nia, menurutnya kemajuan suatu daerah bisa dilihat dari sumber daya manusia (SDM)-nya. Untuk itu, tiap daerah harus melahirkan SDM berkualitas yang mampu memajukan daerahnya dan mampu bersaing diberbagai sektor, termasuk di Provinsi Banten. Semua itu dapat diwujudkan melalui kesehatan, pendidikan yang merata dan berkualitas, serta meningkatnya peran perempuan dalam semua sektor sosial. “Namun sekarang ini, di Provinsi Banten, angka penderita gizi buruk, AKI dan stunting masih tinggi. Ketersediaan faskes dan tenaga kesehatan untuk melayani masyarakat, juga masih minim,” ujarnya.

Sementara Sekretaris Prodi Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Ail Muldi mengungkapkan, berdasarkan data yang dirilis United States Agency for International Development (USAID), di Provinsi Banten rata-rata setiap minggu, ada 5 ibu dan 27 bayi yang baru lahir meninggal dunia. Untuk itu, seminar nasional ini akan difokuskan pada distribusi pengetahuan tentang kampanye sosial yang berorientasi gender dalam meningkatkan kesadaran masyarakat soal isu kesehatan, terutama yang terkait dengan kasus gizi buruk, stunting serta kesehatan ibu dan anak.

“Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai suatu prodi dengan orientasi di bidang komunikasi perubahan sosial, memandang perlu menggelar seminar ini, untuk meningkatkan wawasan yang sentsitif gender, meningkatkan pembangunan bidang kesehatan, serta membuka jaringan dan kolaborasi lembaga akademik dengan lembaga lainnya,” paparnya.

Leave a Reply